Skip to main content

ANOTHER SURPRISE





Sore ini, saya dikagetkan oleh sebuah notifikasi  di salah satu media sosial yang saya gunakan. Di jendela pemberitahuan ponsel terpampang tulisan bahwa sebuah akun telah mengikuti saya. Sebuah nama yang tidak asing di otak. Nama yang sering jadi topik hangat pembicaraan saya dan teman kosan saya saat lajang dulu. Nama yang dimiliki oleh orang tertampan di sekolah, juga jadi favorit kebanyakan anak-anak perempuan sebayanya. Anak yang ramah, tamah, sopan, dan baik. Aduh, terlalu panjang tampaknya saya mendeskripsikan doi. 😝 Khawatir pembaca mati penasaran, baik, saya buka saja profilnya.



Melihat jendela pemberitahuan di ponsel seperti yang saya jelaskan di atas, saya meleleh, bahagia, terharu, dan girang. Pasalnya, saya dan dia sudah dua tahun berpisah. Saya membersamai dia tiga tahun yang lalu. Tepatnya pada tahun dua ribu enam belas. Saat dia masih unyu-unyu duduk manis di kelas tiga. Sekarang dia sudah di kelas lima. Sudah besar. Dan jika dilihat di akun IGnya dia semakin gemuk saja. Tapi, dia masih ingat kepada gurunya. Ah, saya tak pantas disebut guru, mungkin lebih tepatnya kawan dari golongan orang dewasa kali, ya. Hihi. Dia masih ingat saya dan ketiadaan saya di sekolah tampaknya sadar tanpa sadar membuat dia bertanya-tanya, "Ke mana Bu Melin?" Dan benar. Setelah saya konfirm untuk berteman, saya komen IG Story-nya, dia langsung bertanya, "Sekarang Bu Melin kerja di mana?" Uhuhuhu. Luar biasa perhatian kalian, Sobat Kecilku. Untuk sepersekian detik, saya terharu, Guys! Hiks hiks.

Memang, angkatan kelas tiga tahun 2016-2017 yang dulu pernah saya handle, very special di hati. Mereka masih sayang dan perhatian kepada saya. Walau tidak semua. Dan beberapa nama masih menempel di hati, masih terlambung doa ke langit.

Kebersamaan selama satu tahun bersama mereka, memang saya lewati dengan penuh kesungguhan, kebahagiaan, totalitas, dan happiness. Saya sebagai fasil juga menjabat sebagai kawan mereka. Ikut andil saat mereka main benteng, main kejar pohon, main ayunan, main peran sebagai sebuah keluarga, dll. Pokoknya, saya membersamai mereka full. Full heart, full body, full time, dan full full lainnya. Sehingga, efeknya? Ya, begini. Baik mereka mau pun saya sama-sama terus teringat kebahagiaan dan masa-masa kebersamaan bersama mereka. Masih basah hati ini oleh tawa, cinta, dan kebahagiaan bersama mereka.

Termasuk kebersamaan dengan sebuah nama yang mem-follow akun saya. Saya sering sekali mengobrol hal-hal sepele dengannya. Sering juga ikut bermain walau mereka lelaki. Pokoknya, saya sering hadir di segala aktivitas mereka. Maka, jangan heran jika mereka, bocah-bocah kecil manis ini masih ingat pada guru mereka. Ups, maksud saya bukan guru tapi kawan dari golongan orang dewasa, Guys!  Hehe.

Memang, kabar resign saya tidak tersebar luas ke semua teman-teman kecil yang pernah saya temui. Sebab, saya resign di saat mereka libur panjang. Saat masuk, baru mereka sadar bahwa ada satu fasil yang sudah tidak mengajar lagi di situ. Dan siapakah yang sadar pertama kali? Yup. Dia adalah seorang gadis kecil putih cantik yang dulu pernah ngambek gara-gara tidak bisa duduk di samping saya kala salat zuhur tiba. Dia anak yang sadar pertama kali. Selanjutnya, saya tidak tahu siapa. Dan Danesh (ups), akun yang tiba-tiba mem-follow saya, adalah anak yang mungkin baru sadar akan ketiadaan saya di sekolah setelah hampir setahun saya resign dari sekolah alam. 😝

Subhanallah. Sungguh saya tak henti bersyukur mendapatkan kejutan demi kejutan setiap waktunya. Kejutan berupa perhatian dari teman-teman kecil saya. Betapa bahagianya. Semua jadi pelecut bagi saya untuk terus on fire melanjutkan karir mendidik saya. Terus belajar berbenah, membenahi diri, hati, dan juga pikir, agar bisa ditakdirkan Allah mengajar kembali. Mengajar wajah-wajah kecil, wajah-wajah salih/ah, wajah-wajah sendu dan teduh.

Terimakasih, Allah SWT atas kebaikan-Mu. Mengirimkan malaikat-malaikat kecil dalam kehidupan hamba yang fakir ini. Mereka bagaikan kado berkilau yang dikirim Tuhan dari surga.

Sobat Kecilku, jadi lah anak salih/ah. Ibu menunggu kiprahmu di dunia, terutama dunia Islam. Ibu akan terus mendoakan kalian. Walau kita sudah tidak lagi bersama. Ibu masih ada, semoga doa itu pun terus mengangkasa. Sampai kapanpun kalian adalah anak-anak Ibu yang manis dan baik. Walau Ibu bukan lah Ibu kandung kalian, hanya ibu kedua kalian, Ibu akan tetap langgeng mendoakan kesuksesan dan kebaikan bagi kalian. Sungguh, Ibu rindu kebersamaan bersama kalian, Guys! Main benteng bareng, main polisi-polisian bareng. Suka duka sudah kita jalani sama-sama. Kita lebih dari sebuah kesatuan di kelas tiga, tapi kita adalah keluarga. ☺️πŸ˜˜πŸ€—

Harta yaaang paling berharga, adalah keluarga 😁😁😁 by Keluarga Cemara.

OK sudah, sampai sini saja curcolnya, ya. Memang, menjadi pendidik itu menyenangkan. Kita selalu diingat oleh murid. Menyenangkan kalau mengingat yang menyenangkannya, tapi menjadi pendidik juga sebuah tantangan super besar. Banyak tantangan di luar sana yang menuntut kebesaran hati para pendidik.

Terus lah jadi pendidik sampai akhir hayat. Menerbitkan tunas-tunas terbaik lewat mendidik. I love you, Guys! My little friends. 

Comments

Popular posts from this blog

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Belajar Bahasa Jepang Sehari-hari

Di Rumah Orang Jepang biasanya sesaat setelah mereka bangun pagi, akan langsung menyapa keluarganya. Dengan ucapan selamat pagi, "Ohayou" . Mereka akan saling mendahului untuk menyapa dengan ucapan ini. Mari kita mulai percakapannya! Sakura : "Ohayou" Okaasan : "Ohayou" Otousan : "Ohayou" Kenta (Imouto) : "Ohayou" Sakura : Hayaku okiru ne, Kenta ha." Okaasan : "Sou ne. Kyou otona ni nattakara ne." Kenta : "Nande sore. Kyou shiken ga attakara." Otousan : " Yoku ganbatte ne . Jaa, ikanakya. Ittekimasu . " Okaasan : "A, itterashai ." Kenta to Sakura : " Itterashai ." Terjemahan Sakura : "Pagi." Ibu : "Pagi." Ayah : "Pagi" Kenta (adik laki-laki) : "Pagi." Sakura : "Kenta bangunnya cepet ya." Ibu : "Iya ya. Karena sekarang ma udah gede." Kenta : "Apaan sih. Aku bangun cepet karena ada ujian hari in

Asmaul Husna*

Saat mendengarkan iklan di radio MQ FM, saya terkesan oleh salah satu lagu di dalamnya. Lagu itu menyanyikan 99 nama-nama Allah yang baik dan agung, yakni Asmaul Husna. Lalu sadar kalau laguitu sangat menyentuh hati saya, saya buru-buru merekamnya. Dan lalu saya menangis ketika mendengarkannya. Alhamdulilah. Sudah dua minggu semnejak saya mendapatkan lagu baik itu. Lalu saya ingin sekali mengikuti lagu tersebut. Namun saya terbatas karena belum hafal lirik lagunya. Dengan beberapa kali mendengarkan lagu itu, saya pun menulis liriknya yang semoga sesuai dengan lagu tersebut. Saya masih belum tahu siapa gerangan sang biduannya. Mungkinkah Sami Yusuf? Hemm. Siapapun dia, semoga Allah menjaganya dengan sebaik-baik perlindungan ^^ Bdw, ini lanngsung saja saya lampirkan liriknya. Siapa tahu kalian sudah  punya lagunya tapi belum tahu liriknya. Hehe. Mari kita sharing . Yang bisa nyanyiin lagunya, ayo nyanyikan! Ya Allah...4x Ya Allah...4x Allahu antal malikul quddus... Wal jabbarul