Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Kala Ku Menemukan Guratan Senja

Saat ini waktu menunjukan pukul 18:15 dan belum ku temukan adzan magrib menggema di semesta. Ah, ya. Kini waktu magrib makin maju. Berganti setelah kemarin lebih cepat. Dan, baru saja ku selesai menulis dua kalimat, adzan berkumandang dahsyat! Aku cukupkan dulu. InsyaAllah nanti lanjut setelah urusan selesai dgn Allah. /**\ Teman-teman, alhamdulilah saya sudah kembali lagi. Saya kali ini hanya ingin mengalirkan rasa saja. Sore tadi saya "liqo" dan pulang saat pengeras suara di masjid berbunyi menggemakan shalawat. Tadi itu entah kenapa setelah mendengarkan nasehat guru di "liqo" hati saya dirundung kesedihan. Ingin menangis rasanya. Ditambah dengan shalawat yg menyejukan nurani, menggebrak haru. Kemudian, saya coba meluapkan perasaan saya. Tapi. Tidak dapat menangis. Kalau menurut guru saya, hal ini disebabkan karena ada sesuatu di luar sana. Hmmm. Kira-kira apa, ya? Dari pada ngalor ngidul tidak ada juntrungannya, lebih baik saya berbagi pengetahua

PR Sepanjang Masa

Kalau kita diberikan PR setiap waktu setiap hari bagaimana perasaan kita? Pasti kesal dan bertanya-tanya, "Kenapa harus setiap hari, sih?" Mungkin di semua sekolah di dunia ini tidak ada yg seperti itu, ya. Memberikan PR setiap detik setiap menit. Pasti para siswa kabur tunggang langgang. Dan menulis status, "Pengen nikah saja."  He he. Namun, Sobat. Harus diketahui bahwa bagi kita, memang ada PR yg harus dikerjakan sepanjang waktu sepanjang masa tiada henti (kecuali maut). Wah, kok, ngeri? Apa itu? Jawabannya adalah PR mendidik hati #Eaaa (ternyata tidak hanya anak yg harus dididik, ya, hati pun perlu). Didik lah hati agar dia tetap bening. Sebening embun pagi. Logikanya begini. Hati itu kan seperti kaca mobil. Kalau dia tidak dilap dan dibersihkan, maka bisa jadi kita tidak bisa melihat apa yg ada di depan kita. Kemungkin terburuknya kita akan menabrak pembatas jalan, trotoar, atau pagar rumah orang. Hii. Kalau kacanya bersih, benderang, menyetir p

Maaf ♥

Pagi ini kepala seperti diputer-puter berpikir keras. Padahal tidak sedang berpikir keras. Apa yang salah, ya? Oh, iya. Hidup ini sungguh aneh. Hidup saya yg aneh. Saya terkadang kesal dengan apa yg saya putuskan. He. Ada sampah plastik di depan mata yg mengganjal saat dilihat, rasanya gemes ingin memungutnya, tapi bisikan setan berkata, "Jangan, malu. Kalau tidak ada orang, sih, boleh." Tapi, setelah beberapa langkah melewatinya, nyeselnya jungkir balik.  "Kenapa tidak diambiiil?" "Saya takut dikira apa-apa sama org." "Padahal apa pentingnya penilaian org terhadapmu." "Masalahnya, aku masih memikirkan penilaian org." Kalau menunggu dan tak beramal karena penilaian orang lain, akan sulit berkembang. Pertanyaannya, "Memang benar? Mereka menilai kamu?" Wkwk Saya rasa hal ini terjadi sebab di dalam hati saya Allah kalah eksistensinya dibanding manusia. Ini pertanda ada sedikit kefuturan dalam diri saya. And

Minggu Pagi yg Menggemaskan

Oh. Ini. Hari minggu, ya? Hari yg sepertinya lebih nikmat dipakai untuk tidur! Seharian. Huaaa. Enak. Nyatanya kalau kita menuruti keinginan kita itu nafsu. Dan biasanya nafsu kalau diperuntukan akan semakin "nakal", membuka pintu-pintu lain yg ingin juga diperuntukan. "Allah, badanku pegal-pegal (︺︹︺)" Kalau bicara pegal sepertinya harus bertanya pd diri sendiri, "Rajin olahraga tidak?" "Mmm. Tidak. Hanya seminggu sekali saat pemanasan dgn anak-anak (。ŏ_ŏ)" "Ya, sudah, tidak usah mengeluh kalau begitu, Mel." Sesimpel itu hidup. Baik lah. Kondisi mager (malas gerak) ini muncul karena beberapa sebab menurutku. Salah satu faktor utamanya adalah niat yg belum terpasang dgn lurus. Niatnya belum matang, belum sempurna, dan belum aktif. Otomatis tubuh cenderung ikut tidak aktif. Faktor keduanya kondisi hati sedang samar-samar. Sepertinya memang saya butuh asupan vitamin banyak dan segar untuk menyegarkan kembali hati saya. H

Akhir Pekan yg Kendur

Saat aku menulis di sini, waktu menunjukan pukul 07.26 dan aku sedang duduk menikmati bubur ayam. Ini, akhir pekan! Siapa yg sudah/akan bersorak sorai untuk hal ini? Awalnya aku akan melakukannya, bahkan ingin melakukannya paling keras. Tapi, aku berubah pikiran, aku merasa di akhir pekan aku malah jadi lalai. Mentang-mentang hari ini libur kerja, semalam aku berleha-leha. Mentang-mentang hari ini libur kerja, semua kebiasaan yg dilakukan subuh hari saat hari kerja dilupakan dengan sekejap. Untung lah masih ada sisa-sisa ingatan unk melakukannya sebelum terlambat. Seperti menulis di sini. Oh, ya. Pagi ini aku mau mengulas sedikit tentang sebuah buku yg berasal dr Korea. Buku bacaan edukatif mereka menyebutnya. Berjudul besar "WHY". Membahas tentang segala bidang ilmu yg dikemas dgn mudah dan menarik untuk jenjang SD-SMP. Dilihat dari kontennya, bagus memang, orisinil ilmunya sekaligus ilmu terbaru (soalnya banyak yg baru saya tau(♡˙︶˙♡), bagus dan cocok untuk baca

Wudhu Menjadi Nafas

Lama-lama jadi cinta pada wudhu. Kok, bisa? Awalnya saya biasa saja pada wudhu. Berwudhu sebagai syarat beribadah saja. Namun, setelah mengenal Islam dan mendengar cerita tentang terompah Bilal yg sudah di surga sebab menjaga wudhu, dari sana semua bermula. Semakin lama mencari jadi semakin tau kehebatan wudhu. Nyatanya, wudhu bukan sekedar mensucikan badan, lebih dr itu, terapi batin, obat kulit, dan terapi hati. Semua itu akan terlaksana jika saat wudhu kita menyelami wudhu tsb. Saya suka membayangkan bagaimana kalau Rasul dan Sahabat berwudhu. Mereka pasti wudhu di tempat yg terbatas, tapi bagus wudhunya, bahkan selalu menjaganya. Dan aku? Kita? Berwudhu di tempat yg nyaman, bersih, airnya banyak, tapi masih tidak merasakan dahsyatnya efek wudhu, wah, sayang sekali. Sejatinya, wudhu yg berefek itu wudhu yg dilakukan dgn keikhlasan dan keridhaan pada Allah. Bagaimana, sih, wudhu yg ikhlas itu? Wudhu yg ikhlas itu ialah wudhu yg kita lakukan di waktu yg membuat kita malas

Kisah Ee Kucing

Dua bulan lalu, aku dan teman-teman kontrakan sering dibuat sedikit kesal oleh tingkah kucing yang ada di sekitar kontrakan. Kenapa? Karena, setiap kali kami membuka pintu di pagi hari, bukan udara segar yg didapat, tapi, aroma tidak enak. Biasanya tidak lama dari itu, kami akan menemukan tumpukan kotoran kucing. Entah itu di sudut-sudut tembok atau di pojok pintu tempat melangkah. Uh. Rasanya, tidak hewani sekali (saingannya manusiawi) jika menyalahkan hal tersebut pada hewan. Toh, hewan tidak tau apa-apa. Beberapa dari penghuni kontrakan memang kesal atas hal ini karena tidak nyaman. Badan sudah bersih, wangi, rapi, malah masih harus membersihkan kotoran. Tidak menyenangkan! Kucing-kucing yg ada di sekitar kontrakan memang terbilang cukup banyak. Ada sekitar enam ekor bahkan tujuh ekor. Dan itu semua milik tetangga sebelah. Dinamai dengan segala jenis nama. Ada Naruto, Jeiger, Cemong, Pus, dll. Biasanya setiap magrib/isya Bunda yang jadi tuannya ini akan memanggil-manggil

Apakah Itu Penting Bagimu?

Saat ini jam digital di ponselku menunjukan tepat pukul 05:33 WIB. Aku sedang duduk di lantai menghadap ke komputer yg sedang menyalakan murotal surat Arrahman. Terasa semakin tentram suasana, semakin sejuk aroma, semakin bahagia terlaksana. Ah, sudah lah. Aku mulai bersyair lagi, he he. Aku masih kepikiran dengan kejadian kemarin saat mengani Qiroati di sekolah. (Apa itu Qiroati? Sebuah metode belajar tahsin. Metode perbaikan membaca Alquran. Di sekolah jadi salah satu syarat pengangkatan pegawai tetap). Jadi, saat aku menuju kelas Qiroati, aku menemukan ada dua peserta. Pertama sedang mengaji, kedua sedang menunggu yang aku kira sudah selesai. Aku coba duduk di tempat yang kosong di sebelah kiri gurunya. Sebab duduk berdampingan dengan peserta yang menunggu sangat sempit dan tidak bebas. Namun, apa yang kulakukan (duduk di situ) tampaknya membuat peserta tadi merasa diselak. Dia menunjukan hal tersebut dengan jelas, he he. Tampak kasar dalam bertindak saat aku meminjam pulpen,

Menghanguskan Sedih

Sore ini aku masih di sekolah, tepatnya di ruangan ICT, numpang menulis blog di sini karena sekalian mengerjakan tugas sekolah untuk minggu depan. Tidak tersadar lagu pendukung sore ini adalah lagu-lagu dari White Lion , mulai dari When The Children Cry, You're All Need, Thank You for Loving Me. Ditambah juga dengn lagu dari Brayn Adam , Heaven , dan sekarang yang sedang menyala di telingaku adalah lagunya Bon Jovie, Always . Ngomong-ngomong, kenapa lagunya beroman sedih romantis, ya? He he. Mungkin ini mewakili kondisi hati #Eh. Ya, bisa jadi. Sepertinya memang aku sedang lelah hatinya #Ea. Sudah, aku malas membahas hati di media sosial semacam ini. Cukup diri sendiri saja dan Allah yang tau. Xi xi xi. Ramai sekali di sini. Banyak yang mengerjakan tugas juga, persiapan rapat orang tua mungkin. Aku sudahi saja, ya. Agar bisa cepat pulang dan cepat mengondisikan perutku yang mulai mules gara-gara minum es kelapa dua gelas kecil, argh. Ditambah duduk di ruangan berAC. Aku

Aku Ingin Menemukanmu

Pagi masih pekat. Ozon saja masih berhamburan menguasai udara subuh hari ini. Aku terpikir akan perkataan guru, "Ruh hanya akan mencari yang setara". Ini terkait jodoh, Sobat. Ruh dalam jiwa ini hanya akan mencari dan menyusuri ruh yang setara dengannya. Ruh yg senantiasa hangat oleh kebaikan, akan mencari ruh yang sama. Ruh yang hangat oleh ilmu akan mencari ruh yang sama. Itu lah kenapa jodoh selalu klop, sesuai, serasi, sebab ruh mereka sama, ruh mereka telah bertemu dengan ruh yang setara. Betapa indahnya! Kadang banyak sekali orang yang datang kepada kita. Dengan berbagai macam latar belakang. Bahkan ada yang sangat spesial, mungkin seorang hafidz. Namun, jika ruh itu tidak setara dengan ruh-ruh yang datang, maka tidak ada artinya. Lalu bagaimana untuk bertemu dengan orang yang seruh dengan kita? Cara tepatnya saya tentu tidak tau. Namun, saya percaya jika ruh kita terus menerus diisi dengan kebaikan, ruh yang lain akan dengan sendirinya menemukan ruh kita. D

Makanan Menyeramkan untuk Perutku

Selama hidup aku jarang sekali "ngemil". Tidak membiasakannya dan hanya sesekali saja. Alasannya karena perutku memang kurang bagus kalau banyak mengemil. Siklus perutku jika mengemil ujung-ujungnya: sakit perut, feses cair, perut berangin, dsb. Ini terjadi setiap kali mengemil makanan ringan. Baik sudah makan atau pun belum. Selain mengemil, jajan es juga salah satu pantangan bagiku. Entah itu es krim, pop es, minuman dingin, argh pokoknya segala minuman yang mengandung es, perutku akan langsung merespon dengan anarkis. Masuk angin, mules, dan ujung-ujungnya ke kamar mandi dalam waktu yg lama. Aku tidak mengerti. Sungguh. Kenapa semua ini terjadi. Aku membayangkan, sepertinya kulit ususku tipis? jadi tidak pernah tahan untuk menahan dinginnya es. He he. Mustahil sekali ada kulit usus tipis. Tolong diabaikan. Analisa sudra yang lain, mungkin, aku kurang terbiasa dengan kebiasaan mengemil makanan "nanggung" tsb dan minum es? Hmmm. Bisa jadi. Aku tipe orang

Kisah Seorang Komuter

Pagi ini, aku sedang tidur-tiduran di kasur yang berseprei pink. Kondisi tubuhku agak sedikit kurang baik, karena punggung sedang mengalami salah urat. Senin sore, aku ke Kebayoran, maaf lebih tepatnya ke Cipaku untuk menghadiri kajian yang diselenggarakan di Masjid DT Jakarta. Perjalanan sore itu dilaksanakan setelah pulang kerja. Saat keberangkatan, aku duduk sebab kursi banyak yang kosong. Penumpang keretanya pun tidak terlalu penuh. Setelah duduk nyaman, aku habiskan perjalanan dengan membaca buku "Wonderful Journey" karangan Bapak Ustadz Cahyadi Takariawan. Selang beberapa menit, pemberi informasi mengatakan bahwa kereta sebentar lagi akan tiba di Stasiun Kebayoran. Aku tutup buku berwarna biru tersebut dan memasukannya lagi ke dalam tas. Bersiap menuju pintu kereta yang akan segera dibuka. Tiba di Stasiun Kebayoran, adzan sudah ramai bergema di seantero langit Kebayoran. Aku memutuskan untuk salat di Cipaku saja sebab aku sudah memesan Grab (tolong jangan ditiru

Jadi Suka Naik Gunung

Awalnya, aku tidak terlalu gemar naik gunung saat naik gunung sedang jadi tren di kalangan anak muda. Aku pikir naik gunung itu ribet, apalagi untuk aku yang seorang akhwat. Aaargh. Tidak mau. Namun, setelah bekerja di SABin, yang aktivitasnya kebanyakan di alam, kini aku sudah mulai terbiasa dengan kegiatan naik gunung ini. Mulai dari menemani anak sebagai pembina, jadi panitia, atau bahkan jadi peserta. Berkali-kali diberi kesempatan oleh Allah untuk mencicipi rasanya kemah, menyusuri jalan setapak di gunung, menanjak, menurun, amat sudah biasa sekarang. Bahkan lebih ekstrem lagi bertahan hidup di gunung tanpa makanan #JrengJreeeng! Oleh karena itu, saat grup angkatan STF mengadakan agenda naik gunung ke Gunung Munara-Bogor, wah, mataku langsung berbinar-binar ( ̄3 ̄), tertantang untuk ikut. Tidak hanya tertantang, sebenarnya ada perasaan rindu juga untuk ikut dalam kegiatan di alam, terlebih ini di gunung. Menarik sekali pokoknya. Kita akan lelah, haus, lapar, dsb. Namun, it

Kisah di Hari Pertama Masuk Sekolah

Setelah tadi pagi aku menulis di sini dan mengatakan bahwa aku kurang semangat masuk kerja dan rasanya ingin ke luar, keinginan tersebut tampaknya harus dipertimbangkan lagi olehku. Kenapa? Sepertinya aku berubah pikiran. Hal ini terjadi saat aku bertemu lagi dengan anak-anak. Salah satunya dengan anakku yang kini kelas empat dan adiknya di kelasku. Saat melihat F (kakaknya anakku), rasanya berat untuk pergi. Kini dia sudah besar. Dulu saat kelas tiga, masih kecil dan tampak masih bocahnya. Kini, aku ingin sekali melihat dia tumbuh dan berkembang. Ada keseruan tertentu memang saat kita melihat pertumbuhan anak-anak. Yang tadinya kecil jadi besar, yang tadinya culun jadi keren. Aku amat penasaran. Dan ingin rasanya membersamai perubahan mereka. Selain itu, anak-anakku yang tahun lalu ku ajar, begitu masih mencintaiku. Terharu. Mereka masih seperti dulu. Manja dan menyenangkan. Ditumbuhkan dalam naungan kasih sayang selama setahun, luar biasa, perasaan itu membekas dalam jiwa m

Menyeruput Pagi

Saat aku menulis di sini, waktu tepat menunjukan pukul 05:32 AM. Di luar masih pekat namun suara burung berkicau merdu mengantarkan cahaya. Ditambah dengan selingan kokok ayam yang berupaya membangunkan manusia dalam keterlelapan. Gemericik air yang berasal dari kamar mandi pun tidak kalah ramainya. Ya, betul. Hari ini hari di mana semua orang kembali ke rutinitasnya setelah sekian lama liburan. Alhamdulilah. Itu artinya, hati dan jiwa harus sudah diatur dan dikondisikan untuk menerima kenyataan di hari ini. Aku masih tergeletak di atas kasur. Menikmati aroma subuh yang segar. Namun, aku memutuskan untuk menulis karena raga ini entah mengapa bermanja ria. Seperti tidak punya keinginan untuk bangun. Semangat entah ke mana. Harus dicari. Saat tadi ke kamar mandi, aku merasakan beban berat di pundak. Rasanya ingin sekali terbebas dari semuanya, betapa berat karena beban itu terasa ku pegang sendirian. Aku ingin ada yang menguatkan di tengah keberatan menanggung beban. Beban yang kum

Sepenggal Cerita dari Gunung Halimun Salak

Bismillah Dua hari setelah konsultasi rapot anak, guru-guru SABin dihadapkan pada satu tantangan cukup ekstrem, yaitu Survival. Survival sendiri artinya cara bertahan hidup dalam kondisi darurat. Kurang lebih seperti itu. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama tiga hari dua malam, yakni pada tanggal 26-27-28 Desember 2017. Tempat survival kami di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, salah satu tempat yang sering dijadikan tempat kemah. Terletak di daerah Bogor dan Sukabumi. Aku cukup sering ke daerah ini, karena SABin rajin belajar di gunung. Keberangkatan kami di hari Selasa subuh. Setelah sarapan nasi goreng, kami berkumpul sesuai kelompok kemudian naik tronton. Perjalanan terasa lama, lima jam. Terguncang-guncang, kepala terjeduk, dsb; adalah hal lumrah dalam kegiatan belajar di gunung. Singkat cerita, tiba lah kami di TNGHS dengan ceria dan bahagia. Hari pertama terjalani dengan sangat baik, karena masih disuplai makanan oleh panitia ditambah masih berkelompok,

The Power of Love

Kekuatan Cinta. Mungkin bagi sebagian orang, cinta adalah sebuah kekuatan yang bisa menyembuhkan luka paling parah di dunia. Banyak sekali kisah cinta yang hebat. Mampu melahirkan inspirasi bagi khalayak karena kemurnian dan kesucian cinta. Sahabat, saya sungguh terpukau pada kekuatan cinta. Cinta memang anugerah dari Allah. Pemberian dari Allah. Mencomot istilah salah satu ustadz yang pernah saya temui, bahwa "Segala sesuatu yang berasal dari Allah, pasti suci." Termasuk cinta. Cinta yang murni adalah cinta yang berlandaskan Allah. Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. Cinta yang murni tidak pernah memandang fisik dan keadaan. Walau seseorang yang dicintainya berwajah lusuh, menyeramkan, penuh dengan kutil di seluruh tubuhnya, cinta yang murni akan tetap bersemi. Semua kondisi fisik tersebut sama sekali tidak merubah rasa cinta di dalam hati. Itu lah cinta yang murni. Seperti kisah istri Nabi Ayyub, yang setia mengurusi Nabi Ayyub saat sedang sakit.

Kuatkan Pertahananmu!

Siang ini, tepat pukul 14:54, di luar angin cukup kuat untuk menerbangkan pakaian. Meski cuaca terik, hati harus tetap tenang. InsyaAllah. Ada angin yang besar, juga karena istigfar, jadi harus bisa tenang. Sebenarnya saya belum tau mau menulis apa. Sebab, banyak yang ingin diungkapkan, jadinya bingung. Tapi, ingin rasanya menulis sesuatu yg ada nilainya. Agar mendapat pahala dan terus dapat pahala dan orang yang menbaca bisa jadi lebih dekat kepada Allah, amin. Suasana hati saya siang ini, jujur, sedang bahagia sekaligus sedih. Bahagia karena tadi sudah bersenang-senang bersama teman-teman di sekolah. Sedihnya, sepertinya saya masih belum mampu berbahagia sepenuhnya, sebab ada yang mengganjal di dalam hati. Ganjalan itu walau dipendam di dalam, tetap aja beraroma. Aromanya membuat wajah agak datar dan mudah rapuh saat beraktivitas #halah. Itu lah kenapa sebagian orang tertawa walau sebenarnya dia tidak bahagia sebab ada ganjalan di hatinya yang tidak teralirkan. Seperti yang say

Idol of This Dunya

Saat menonton film keren, terkadang kita kagum mendadak kepada pemainnya. Entah karena kegantengannya atau karena aktingnya yg keren. Namun, sampai detik ini belum ada satu pun orang yg membuat saya ikhlas untuk menjadikan seseorang sebagai idola. Kenapa? Karena, menurut saya mereka tidak sempurna untuk dijadikan idola. Dan saya takut dikecewakan. Saat liburan -yang hampir seminggu itu- saya habiskan dengan menonton film-film koleksi Kakak. Beberapa ada yg dr London, Amerika, New Zealand, Thailand, dsb. Kakak saya sempat mengatakan kalau dia sangat kagum ke salah satu aktor muda yg bermain di salah satu film. Tapi, tiba-tiba dia menyayangkan dgn suara lesu kalau dalam kehidupan aslinya, dia hidup serumah dengan pacaranya. Dia tampak kecewa sekali mendapati kabar tidak menyenangkan tsb dari orang yang dikaguminya. Baik laaah. Saya tidam bermaksud untuk menjelek-jelekan, sih. Tapi, ya memang begitu adanya. Saat kita kagum pada seseorang karena wajahnya atau karena dia keren, biasan

Never Mind

Hari ini aku mendaratkan kaki di Bintaro tepat pada pukul 11.30, saat Bintaro sedang panas-panasnya, alhamdulilah. Tadi pagi aku berangkat pukul 06.25, dari rumah. Naik ojek kepagian. Tukang ojek langganan aku datang terlalu pagi. Ibukku juga, sih, yg meminta dia datang pukul 06.30. Saat aku bertanya kenapa, Ibu hanya menjawab, "Dia kan suka telat, jadi harus meminta dia datang lebih awal." Tapi, faktanya dia datang lebih awal. Hmmm. Perkiraan Ibuku ternyata meleset. Selama kurang lebih lima belas menit, aku berdiri mematung di jembatan kecil, menunggu bus Asli berwarna hijau muncul. Pukul 07.00 tepat, akhirnya kaki ini masuk juga ke bus dan mendaratkan diri di tempat duduk (kursi yang ditempati saat itu adalah kursi penumpang untuk tiga orang dan aku duduk di baris ke tiga). Selama perjalanan, aku baik-baik saja. Tapi, setelah bus berjalan selama 20 menit, aku baru tersadar ternyata jendela mobilnya agak sedikit aneh. Jendelanya tidak bisa dibuka, apalagi digeser-geser