Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2017

Masalah Membuat Judul di IG

Lucu sekali kalau mengingat masalah yang saya alami. Salah satu (mungkin dua) teman saya suka keheranan kalau melihat tulisan yang dibuat di IG (instagram). Dia heran sebab tulisan saya selalu panjang. "Kok, bisa begitu, ya?" Tanyanya. Baginya, hal tsb adalah sesuatu yang sulit. Tulisan yang panjang yang biasa saya tulis saat memajang foto di IG sebenarnya adalah luahan hati. Mungkin di dalam hati saya banyak hal yang menggerayang. Dan, salah satu wadah untuk mengalirkannya adalah di IG ini. Maka jangan heran kalau panjang panjang. He he. Selain itu, ada juga beberapa hal yang menjadi faktor. Pertama, saya tidak banyak berbicara. Maka jalan ke luar meluahkan 1000 kosakata perharinya adalaha lewat tulisan. Kedua, banyak yang masuk (membaca, berpikir, dll) yang dengan otomatis apa yang ke luar pun banyak. Ketiga, jemari saya sudah terbiasa menulis. Jadi, tulisan yang panjang itu mengalir begitu saja bagai air yg turun dr gunung ke lembah di kaki gunung.Terhanyut. Dan tid

Speak Up! It's Healing You

Maaf kalau judulnya tidak sesuai aturan, ya. Sudah sesuai belum, sih? He he. Semoga sudah. Kenapa saya mengambil judul di atas? "Speak Up. It's  Healing You!"? Judul ini hadir berawal dr keterkejutan saya atas apa yg saya alamai. Seorang teman, mengajak saya untuk mengunjungi seorang kiayi untuk memeriksa diri apakah ada penghalang atau sesuatu di badan saya dan dia, yang jadi penyebab jodoh tidak kunjung datang pada kami. Wow. Halo? Jujur, saya terkejut. Haruskah sejauh itu? Sedih. Sedih sekali. *** Berbicara masalah sedih, kesedihan biasanya datang karena masalah yg kita hadapi disimpan sendiri tidak dibagi-bagi. Seperti, kita mendapat cacian dari tetangga karena belum menikah. Kita pendam sendirian. Itu sangat berbahaya, Sobat! Bicarakan masalahmu. Dengan orang tua, suadara, atau teman yg dipercaya. Speak up! It's healing you! Bicaralah. Ini menyembuhkanmu! Sungguh. *** Bicara apa? Bagaimana? *** Dalam buku "Bahasa Bunda Bahasa Cinta&qu

Be Nicely

Sering ikut kajian, tapi akhlak masih semrawut, mudah marah, tersinggung? Wah harus ditelisik, apakah benar mengikuti kajian atau sekedar jalan-jalan? "Sesungguhnya diri ini akan baik jika hati baik. Akan buruk jika hati buruk." Hati bisa baik karena terdidik dan terolah oleh ilmu dan iman. Saat mengikuti kajian namun kita belum tau ilmu tentang niat dan adab menuntut ilmu, maka jangan heran kalau kajiannya tidak sampai ke hati. Misal, niat kita bukan untuk mencari ridha Allah, tapi sekedar ikut teman. Saat ikut seminar, bukan untuk mencari ilmu, tapi sekedar untuk dianggap kekinian. Ya, jangan heran kalau ilmunya mental. Wajar saja kalau akhlaknya tidak berubah selepas kajian dan seminar, sebab hatinya tidak berubah. Naudzubillah! Sesungguhnya perkara niat ini sangat penting, Sobat. Saat kita mengatur niat, maka dengan otomatis otak bagian depan kita yg disebut RAS akan aktif. RAS hanya akan aktif jika niat dan tujuan kita sudah jelas. Jika RAS sudah aktif, maka s

Panik

Kalian pernah panik? Aku, sih, pernah. Barusan. Biasanya kalian panik karena apa? Kesiangan? Belum menyiapkan materi? Atau menjelang ujian? Hmmm. Kalau aku, karena banyak teman yang mau nikah dan sudah menikah. Banyak. Aku panik. Banyak yg bilang, menikah itu bukan masalah cepat, tapi keberkahannya. Anger we da abu mah, paur (tetap saja kalau aku, panik). Kalimat penenang sepertinya sudah tidak mempan untukku. Butuh yang pasti #Eh. Padahal seharusnya aku bisa mengontrol hati, santai, tidak usah risau apalagi panik sampai putus asa. Wah. Bahaya. Semua sudah ada waktunya. Tepatnya kapan? Tunggu saja dengan keridhaan. Ya, benar. Salah satu cara melepaskan perasaan panik ini adalah dengan mengalirkannya melalui tulisan. Menulis laaah. Berbicara soal menikah, aku sudah membuat janji dengan diri sendiri. Janjinya, target menikah akhir tahun ini. Tapi, sepertinya mustahil terlaksana, sebab di ujung bulan saja masih gelap. Hilal jodoh belum tampak. Pokoknya gelap, seperti gerhana