Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2017

Assalaamualaikum Semesta!

Sore ini aku termasuk orang yang beruntung. Soalnya tadi dapat ilmu banyakkk banget dari sesama kawan di sekolah. Yup, betul. Tadi salah satu fasilitator SM(p) memberikan kuliah umumnya tentang sebuah buku yang berjudul, "Terpeson di Sidratul Muntaha", sebuah buku yang ditulis oleh Agus Mustafa mengaitkan peristiwa Isra Miraj dengan ilmu sains masa kini. Seeeperti judulnya, yang baca dan yang nyimak pasti akan sama-sama terpesona lahir dan batin sama keajaiban sains dibalik Isra Miraj dan fakta-fakta mencengangkan lainnya! Ilmu yang tadi aku pungut bagaikan sebuah jawaban atas doaku yang pas baca bukunya benar-benar gak paham saat baca bagian dimensi. Otakku gak terlalu kuat buat nangkep dan ngebayangin penulisnya saat beliau ngejelasin tentang bentuk tiga, empat, lima dimensi. Aku beneran gak paham. Tapi aku pengen banget paham. Saking pengennya aku nangis dan ngarep sama Allah buat dapat penjelasan tentang ini secara gamblang suatu saat nanti. Dan ternyataaa, jeng jeng je

Menguatkan Diri

Saat tubuh dan pikiran lelah, memang bawaannya cuman pengen gogoleahan  aja di kasur, ya. Cucian numpuk di mana-mana juga kerasanya indah aja di pelupuk mata. Kata, "Nanti" juga selalu menghiasi pikiran. Bener-bener mager istilah bekennya mah. Ya, itu lah yang sedang aku alami saat ini. Aktivitas padat, energi yang keluar banyak, kondisi cuaca di Bintaro yang sungguh menguji kesabaran, dan ditambah alam pikiran yang sedang on off . Minggu kemarin saat liqo, Ustazahku membahas tentang futur. Rasanya materi itu tengah aku alami saat ini. Salah satu kefuturan itu bisa jadi juga karena tubuh atau fisik yang lelah, ya. Ditambah iman belum diasupin gizi. Usai sudah. Lama lagi bisa bangkitnya kalau aktivitasnya cuman gitu-gitu aja. Mesti jalan ke masjid, itikafan.  Saat di Bandung, karena jarak masjid dan kosanku tidak jauh, saat kondisi raga udah kayak gini aku suka itikafan di masjid. Di sini agak susah untuk itikafan. Banyak sebab, aku gak tau masjid mana aja yang bisa di

Mengeluh Kepada Senja

"Kau, mungkin tak tahu rasanya menjadi aku." Tangisannya terurai ke angkasa. "Bercita-cita jadi pendengar padahal aku tidak bisa mendengar. Aku tak ubah seperti ingin memeluk bulan. Mustahil kumenggapainya." Senja masih bungkam saat suaranya memekik kepada hamparan jingga yang mempesona. Buih pepasiran bergerombol terbawa deburan ombak. Langit pun masih tetap setia menjadi penyimak terbaik. Penyimak terbaik untuk kisah-kisah pilu wanita yang keperihan. "Kau tidak akan mungkin dapat merasakan, bagaimana jadi orang seperti aku. Didengarkan saat bercerita tapi tak bisa mendengar saat orang lain bercerita. Kau tidak akan pernah tau rasanya. Sebab kau hanya senja yang selalu dipuja." Lagi, air mata kepedihannya tumpah ruah bersamaan dengan deburan ombak yang mendobrak. Segukannya kian mencekam. Tapi senja hanya terud bungkam. Tak ada jawaban dan mungkin wanita itu memang tidak membutuhkan jawaban. Jemarinya menyentuh pepasiran yang basah. Tangisannya

Pesan untuk Ananda

Ananda, ini ada pesan. Pesan ini amat spesial, karena ditulis saat Ibu masih muda. Bahkan teramat muda, jika dibandingkan dengan usia bumi kita. Pesan ini gak terlalu berat. Bahkan mungkin sangat ringan. Pesan yang pernah Ibu dengar dari guru Ibu. Pesan yang sampai saat ini masih Ibu pelajari. Tidak usah terburu-buru, karena belajar itu berproses, tak harus instan. Pesan itu terlalu sedikit dan singkat. Untuknya, Ibu perpanjang prolognya. Mungkin, kamu bertanya, "Kenapa harus menulis judul ini dengan tulisan itu? Padahal bisa saja dengan pilihan kata apa pun." Iya, maafkan lah Ibu, hei Nak. Terlalu banyak nasehat yang ingin sekali Ibu sampaikan padamu, dari duluuuu. Ibu pendam, ibu simpan, di hati. Tapi, ternyata menantikanmu adalah masa yang cukup panjang. Sedangkan waktu terus berputar mengolah usia Ibu menjadi semakin biru. Memori yang harus nempel di hati dan syaraf Ibu semakin bertambah. Ibu takut meluap dan akhirnya lenyap. Sungguh, Ibu takut kehilangan segalanya. U

Melahap Sekeping Malam

Dentuman gluduk masih samar-samar terdengar di kejauhan. Bersama rintikan hujan yang hampir hilang, malam ini masih menyisakan beberapa rasa dan harapan. Tidak seperti malam-malam sebelumnya, riuh rendah gelora harapan seakan berlarian ingin hinggap ke luar. Mengetuk-ketuk gerbang, ingin terluahkan. Kadang aku ingat ucapan murobbi, "Why you (dunya) should know about me?" Ya, rasanya buat apa kita perlu menunjukan sesuatu sama dunia? Buat apa? Toh, dunia ini fana. Dunia ini di mata Allah tiada berharga. Dunia ini hanya jadi tempat kita nyiapin bekal hidup untuk kehidupan yang sesungguhnya. Kenapa kita harus serba ngasih tau sama dunia? Kenapa? Kalau dunia ini setidak berharga itu di mata Allah, apa kabar surga yang dikhususkan bagi orang yang sukses diuji di dunia? Dunia saja yang bagi Allah tidak berharga seeeindah ini, apa kabar surga yang begitu berharga, yang sudah Allah siapkan untuk hamba-hamba-Nya yang lolos ujian harta, tahta, dan wanita di dunia? Gak salah kalau R

Allah Ciptakan Perbedaan

Ya Allah, bimbing lah hati, pikiran, dan jari ini dalam menulis. Mudah-mudahan selalu baik, amin. Setiap kali kita menatap wajah teman kita, pasti kita merasa heran karena wajah kita berbeda satu sama lain. Saat mengamati dedaunan di sekitar pun mungkin kita merasa sedikit kagum karena setiap daun yang kita lihat berbeda satu dengan yang lainnya. Pertanyaan mendasarnya adalah, "Kok, bisa?" Sebaik-baik kita adalah mereka yang selalu belajar dan mempelajari apa pun yang dilihat, dirasa, didengar, dan disentuh---melintivationquote #cyailah. Terkadang kita memandang sebuah perbedaan sebagai sesuatu yang sangat menyebalkan. Umpanya, di sebuah kelas terdapat beberapa anak yang memiliki karakter dan sifat langka. Ada yang dapat menerima dia dengan baik, ada yang tidak bisa, dan bahkan mungkin ada pula yang tidak peduli. Anak-anak yang sudah mampu menerima perbedaan adalah anak yang punya daya pikir yang luas, tidak hanya mengandalkan emosi jiwa, dan itu keren. Anak yang belum

The Harderst Weekend

Kalau disuruh bilang akhir pekan mana yang paling melelahkan, mungkin aku akan mengatakan bahwa akhir pekan kemarin lah juaranya. Gak juara gimana, mulai dari tenaga, money,  waktu terkuras selama tiga hari kemarin. MasyaAllah, ya. Tapi, eits. Jangan mikir yang gak-gak dulu. InsyaAllah, semua aktivitasnya baik, Gais!   Mau tau apa aja aktivitas syupernya? Let see! ✔ Nonton "Mengejar Halal" sampai ke Bekasi  Mungkin sebagian orang bakalan bertanya-tanya, "Ampun, nonton ampe ke Bekasi, jauh amat!  Ngapain?" Pasti gitu. Ngaku! He. Tapi, yowes  tidak apa-apa kalau ada yang nanya begitu, toh itu pemikiran mereka. Betul, kenapa jauh-jauh sampai ke Bekasi, ya? Waktu perjalanannya aja kurang lebih satu setengah jam. Tapi, jarak sejauh itu seakan gak ada artinya, soalnya tujuan perjalanan niatnya baik, dan tak ada harapan lain dari perjalanan tersebut selain mendapat ridhanya Allah. Mengejar Halal adalah sebuah film muslim buatan tim Filmmaker Muslim. Salah satu f
Bingung mau nulis apa, hihi. Judulnya juga entah harus apa, belum dapet. Tapi, nulis aja dulu, siapa tau ada wahyu turun dari atap. Kalau ngomongin musik, sejujurnya aku suka sama musik apalagi musik yang mengandung beat biar bisa lompat-lompatan #eh. Tapi, seindah-indahnya instrumen yang dibuat manusia, gak ada yang bisa ngalahin indahnya lantunan murotal Alquran, Gais! Ini serius. Setiap jam sebelas sampai jam dua belas emang matahari lagi cakep-cakepnya di atas ubun-ubun, panasnya polll!  Rasanya kalau lagi di kosan jam segini tuh pengen nyelem aja di Kutub Utara, nemenin beruang di sana saking panasnya. Tapi, karena itu tempat dingin jauh banget, biasanya hanya dengan mendengarkan murotal Alquran aja jiwa, hati, dan hawa panas itu berubah jadi adem, sejuk, dan nenangin. Kipas angin super adem, ya Alquran. Mau seterik apa pun di luar, akan selalu sejuk jika dibarengin sama murotal. Begitu lah. Ngomong-ngomong soal musik, salut banget sama ma kids. Mereka sangat update  soal mu

Fenomena Kerudung Panjang

Saat ini lagi nge-trend banget gamis panjang plus kerudungnya juga yang panjang. Kalau kata temen kecil aku mah itu tuh pakaian yang guguyubutan  alias pakaian yang bikin ribet. Semakin beragamnya para desainer membuat gamis panjang, semakin banyak pula orang yang tertarik untuk memakainya. Dan, yang paling parahnya adalah dengan banyaknya pengguna gamis dan kerudungnya yang gubar geber, timbul pula masalah baru (apa ini pantas disebut masalah, ya? Hmmm). Saya temukan kabar demi kabar terkait kecelakaan yang disebabkan oleh terlilitnya gamis dan atau kerudung oleh kendaraan roda dua (sebut saja dia motor). Tidak sedikit pula yang merenggut nyawa sebab insiden kelilit kerudung dan gamis sendiri ini. Haduh, fenomena gamis yang lagi nge-hits malah jadi serem, deh. Apa kabar sama mereka yang anti sama pakaian kayak begini, ya? Ibu saya juga di rumah menasehati agar saat naik motor saya berhati-hati dengan gamis atau pun kerudung saya. Saya hanya mengiyakan sambil mengangguk. Terjad

Sebuah Perjalanan

Ada sebuah kalimat dari pujangga yang sangat amat disayangkan tak bernama. Sang pujangga berkata, " Kalau kau ingin pergi dengan cepat, pergi lah sendiri. Tapi, kalau kamu mau pergi jauh, perginya harus bareng-bareng." Cakep bangeeet. Awas aja kalau ada yang gak bilang tjuakep. Berbicara perjalanan, sejatinya setiap manusia akan mengalami yang namanya sebuah perjalanan. Perjalanan panjaaaang. Perjalanan puanjang yang kelak setiap jiwa akan merasakannya adalah perjalanan saat kita kelak sudah dikumpulkan Allah di sebuah padang yang amat suramat luas. Perjalanan yang kalau dihitung dengan waktunya bumi dapat menghabiskan waktu seribu  tahun lamanya. Perjalanan yang amat jauhhh dan panjaaang. Betapa payahnya perjalanan masa itu! Sekarat kedua belas jika kita melakukannya hanya sendirian. Duh, berat! Amat berat. Gak kuattt. Pedihhh. Sakittt. Takuttt. Betapa payahnya masa itu, momen itu, dan yang paling ngerinya adalah kita semua, semua kita ini pasti  akan merasakannya. Ya Alla

Siapa Kamu?

Sabtu siang ini mungkin kalau di kosan aku lalui waktu dengan tiduran atau beres-beres kosan. Tapi, Sabtu kali ini beda banget. Jam segini lagi duduk manis selonjoran di sekolah orang, yaitu di Baitul Mal. Ini bukan duduk biasa, lho. Soalnya aku lagi di acara pertemuan Pembina-pembina para Kamen (Kakak Mentoring) seeePondok Aren. Jujur aku shocked pas disuruh mewakilkan sekolah untuk acara ini. Soalnya aku mikir, "Why me?" Kenapa aku? Ini amanah berat banget. Tapi, aku sebenarnya tertantang juga. Alhamdulilah. Dalam hati aku sering bertanya, "Siapa lah aku ini? Kok, disuruh begini begitu?"  Perasaan aku ini tuh orang yang shalat aja gak pernah khusyuk, pikiran gak pernah positif, suka ghibah, dan gak sedikit malasnya #nangis. Tapi, Allah menutup aibku begitu baiknya. Sampai banyak orang yang liat aku baik. Bahkan aku sendiri malu pada kebaikan yang Allah berikan kepadaku. Menjadi pembina untuk lingkaran surga bukan amanat yang kecil, tapi gak berat juga kan ki

Mengetuk Kamar Inspirasi

Salah satu alasan klasik para penulis pemula adalah susahnya menemukan inspirasi. Gak salah, serius. Sebab inspirasi emang kadang suka susah kalau niat dicari. Dia seperti gunting kuku, pas dicari gak ada pas gak dicari ada. He. Jangan khawatir! Setiap dari kita mungkin punya cara unik untuk mendapatkan inspirasi untuk menulis. Sebaik-baik inspirasi adalah Alquran. Salah satu inspirasi terbaik di dunia adalah Alquran. Entah berapa postingan yang saya tulis di blog jadul ini "according" to the holy book of Islam, Alquran. Betapa hebat kitab suci ini. Selalu dapat memberikan inspirasi bagi siapa saja yang mau membuka dan mepelajarinya. Ngutip jargonnya Annida, "Inspirasi Tak Bertepi"  hehe. Selama tiga jam kurang saya hampir menulis empat tulisan -yang mudah-mudahan memberikan inspirasi bagi pembaca- yang tak lain karena saya terinspirasi dari Alquran. Saya tidak sedang membacanya, hanya mendengarkannya saja. Tapi masyaAllah energinya. Walau hanya mendengark

Menterapi Diri Sendiri

Sebagai seorang manusia biasa, terkadang kita banyak menghadapi berbagai masalah. Gak sedikit pula yang membuat kepala cenat cenut dan bikin stress. Gak hanya masalah, sejatinya kita juga kadang dihadapkan pada suatu kondisi di mana susah mengungkapkan perasaan yang sedang dirasakan. Haduh, pasti itu masalah hati #eh. Gak jarang pula kita bingung nyelesainnya gimana? Ya, toh? Ngaji udah, dengerin murotal udah, cerita udah, tapi belum tenang juga, waaah, masalahnya di mana, ya? Hmmm. Saya mau kasih tau salah satu terapi yang bisa kita lakukan saat kondisi sedang stress dan indikasi-indikasi galau lainnya. Mau tau? Yup, bener, terapi itu adalah dengan menulis! Lha, kok, menulis? Eits, saya sudah rasakan sendiri manfaatnya, Gais. Menulis saja kalau lagi stress tapi gak bisa ngapa-ngapain. Menulis aja kalau galau tapi gak habis-habis. Habiskan saja halaman demi halaman, kertas demi kertas, tinta demi tinta. Gapapa. Menulis saja apa pun yang sedang bergejolak di hatimu. Toh, kalau kamu m

Housewife Vs Homemaker

Housewife vs Homemaker? Apa ini? Dalam Bahasa Inggris, profesi IRT alias Ibu Rumah Tangga biasa disebut housewife . Karena ilmu bahasa Inggris saya nihil, jadi saya gak tau kenapa orang Inggris menamakan IRT itu dengan sebutan housewife ? Sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata, "rumah" dan "istri". Kalau dibolehin untuk ngasih opini dari kelas sudra saya, mungkin maksudnya adalah seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah. Wah, keren. Lebih lengkapnya bisa mungkin cari di kamus EOD, Gais. Daripada penasaran, hehe. Gak salah memang kalau seorang IRT diartikan sebagai seorang istri yang jadi pengendali urusan rumah, sebab memang begitu lah kenyataan yang sering terjadi di masyarakat. Namun, karena bahasa punya sifat inovatif, di mana dia bisa berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, bisa jadi kosakata housewife  dapat digantikan perannya menjadi homemaker . Wah, apa itu? Istilah homemaker  tercetu

Profesi Terbaik Di Dunia

Pas SD, kalau kalian ditanya tentang cita-cita, jawabnya apa? Pasti deh kebanyakan jawabnya mau jadi dokter. Ngaku! Hmmm, ya wajar, sih. Dokter kan pekerjaan yang paling mulia. Pekerjaannya bisa membantu orang yang sedang sakit. Suatu profesi yang diliat dari pakaiannya aja udah kece. Pokoknya kalian gak salah milih jadi dokter, sebab memang dokter adalah profesi paling keren, tinggi, dan hebat. Tapi, apakah semua pekerjaan tidak ada yang sekeren profesi dokter? Yakin? Kalau kita telaah lagi Alquran, ternyata Alquran punya pandangan yang berbeda, lho! Wah, apa sih?  Ternyata menurut Alquran dan Hadits, pekerjaan paling mulia itu adalah seorang dai. Kalian tentu tau apa itu dai, kan? Yeps. Dai adalah seorang mubaligh, seorang pendakwah, orang yang diberi kemampuan Allah untuk menyampaikan ayat-ayat Allah, hadits, dan ajaran Islam. Sungguh profesi ini lah yang di mata Allah sebagai profesi yang paling mulia. Gak heran, seorang Zakir Naik pun rela melepaskan profesi paling kerenny

Merangkai Kebaikan Allah

Kalau kita disuruh untuk merangkai satu persatu kebaikan yang Allah berikan kepada kita, entah berapa milyar tahun yang kita butuhkan untuk itu. Saya yakin tak akan ada yang kuasa. MasyaAllah, betapa buanyaaaknya kebaikan yang Allah berikan kepada kita. Dari mulai kita bayi sampai usia kepala dua. Dari mulai tidur sampai tidur lagi. Semua aktivitas kita tidak bisa dilepaskan dari kebaikan Allah yang kita berikan kepada kita. Saat menyadari betapa banyaknya kebaikan yang Allah berikan kepada kita, betapa pintalan-pintalan air mata kita rasanya siap terurai jatuh ke bumi. Menghiasi pelataran tanah yang cokelat. Ya Allah, betapa banyak kebaikan yang telah Engkau berikan kepadaku. Engkau benar-benar Maha Baik. Berjuta-juta karunia Kau hamparkan kepada hamba-Mu, berkubik-kubik pancaran cahaya-Mu Kau terbarkan di muka bumi, tak lain agar kami dapat mengenal-Mu, dapat mengenali sang pencipta kami. MasyaAllah, Rabb. Betapa banyak lendirnya diri kami. Berpuluh-puluh tahun kami berdiam di bu

Menjadi Pemenang!

Setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Bukan begitu? Dan, kita takan 'beres' kalau mimpin diri sendiri aja belum beres. Sebenarnya, beberapa waktu ini saya mulai sadar kalau masa kecil saya berbeda dengan masa kecil kawan saya pada umumnya. Ada banyak perbedaan. Saya jadi heran. Saya siap menunggu jawaban dari Allah lewat sang waktu. Sambil menunggu jawaban itu, saya hanya bisa berpesan saja. Sejatinya, setiap orang itu adalah pemenang. Baik dalam skala kecil yakni pemenang untuk dirinya sendiri dari hawa nafsu, dll, atau dalam skala besar yakni sebagai pemenang dalam kategori manusia teralay sedunia #aeh #sorry #khilaf, pemenang dalam kategori hamba super saleeeh, hamba terbaik-Nya, subhanallah. Terkadang kita menilai seseorang buruk sebab dia pernah berbuat salah. Titik hitam yang setitik itu jauh lebih kentara dalam pandangan kita sampai sampai menutup mata hati kita untuk melihat masa depan dia yang masih cerah. Jika ada anak yang punya masa kecil suram,

Lima Kenangan yang Tak Usang

Saya yakin, dari jumlah total ingatan memori di otak kita, ada dua puluh persen kenangan masa kecil kita yang tidak digoyahkan waktu. Wah, hebat banget kalau kita masih menyimpan memori masa kecil yang penuh dengan keceriaan, kelucuan, dan keluguan itu, ya! Sebab, saya juga yakin kita takan pernah dapat mengalaminya lagi saat sudah beranjak dewasa.  Sebenarnya saya adalah si pelupa hebat. Tapi, Allah selalu punya cara tersendiri untuk mengingatkan saya pada memori masa kecil yang sangat manis tersebut. Kalau dipikir-pikir, saya yakin anak saya gakan ngalamin apa uang pernah saya alamin ini. Wkwk.  Ada lima memori masa kecil saya yang ingin saya bagikan di sini. Kenangan masa kecil yang sungguh sangat berkesan dalam kehidupan saya. Saya kumpulkan dari berbagai sumber. Salah satu sumber terpercayanya adalah seorang teman yang juga ikut berperan ngalamin kejadian tersebut, he. Dari pada lelah baca prolognya, langsung aja kita baca! 1) Sekolah MDA di Baitul Hamdi  Menjadi seor