Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2013

Perlukah? Rasa Khawatir?

Aku sudah tingkat tiga. Melihat teman-temanku yang kian menanjak ke puncak bersama bahasa Jepang kadang membuatku iri. Aku yang selama ini sudah belajar bahasa Jepang jujur belum mampu sepenuhnya faham dan mengerti apa yang aku pelajari. Teman-temanku sudah mulai bekerja. Aku disini masih memikirkan bagaimana tugas sakubun. Teman-temanku tengah sibuk persiapkan noken sedang aku sibuk pengukuhan. Hemmm. Aku malu kepada waku jika harus terus berjalan di tempat ditinggalkan mereka. Sebentar lagi aku akan skripsi tidak bisa bila kemampuanku masih ecek2. Aku sadar dan berfikir bahwa setelah lulus nanti aku hanya akan dicap sebagai orang yang ahli dalam bahasa Jepang. Orang yang punya inelektualitas tinggi. Ah. Ya Rabb. Bagaimana dengan orang tuaku kelak yang ingin aku sukses? Ah. Aku harus bangkit. Tak ada kata terlambat untuk berubah dan belajar. Aku yakin aku bisa fasih dan lihai dalam bahasa Jepang. Hingga kelak aku bisa mengajak mereka 日本人 ke kampungku untuk kerja sama dalam bidang per

Aku dan Rasa

Aku sangat bahagia bisa menjadi bagian dari hidup mereka. Mengenal derita yang teramat menganga. Mata2 yang menyorot sepi penuh k3piluan. Tertutup dalam ruang sepi. Allah. Aku memang tak mampu bqnyak membqcq fikiran orang. Membqcq fikiran orang seperti apa yang dia lakukan terhadap aku maupun anti. Namun, mata2 itu teramat jauh s3dihnya. Hingga aura kepiluan itu nampak jelaw meski aku tak bisa membacqnya. D2bur rasa dan tancapan mata menembus kolbu. Aku bisa melihatnya. Kepiluan mereka l3wat mata2 merwka. Aku bahagiaaaaa. Namun kebahagiaanbini belum juga cukup memuaskan hatiku. Aku ingin mencintai meeka secara konkrit. Ya Allah nudahkanlah ┌(┌^o^)┐

Todays Story

Cerita ini ku tulis bersama kelegaan hati yang membahagiakan. Hemmm, kisah ini sebenarnya kisah dihari kemarin. Namun, karena kemarin aku amat sibuk maka hutang menulis itu aku baru bisa bayar malam ini. Pagi itu aku amat sibuk. Disibukan oleh teman yang bernama tugas. Agak kesulitan memang saat tak ada netbook. Tapi yang lebih menyulitkan dari semua itu adalah ketidak mampuanku dalam mengerjakan tugas tersebut. Hah. Tugas itu adalah tugas menerjemahkan. Sial. Gramarku kacau. Sialnya lagi semangatku mati. Susah untukku memulai. Hingga pagi menjamu embun, tugas itu belum juga terselesaikan. Sedih. Fikiran kacau dan aku benci bahasa Jepang. Hingga aku malas mengerjakannya. Alhasil jam sudah menunjukan pukul 6.30 dan tugas maupun aku sendiri belum apa2. Hingga pukul 8.40 waktunya masuk kuliah aku masih berkecimpung dengan tugas. Meh. Aku lenyapkan untuk masuk kuliah tepat waktu. Jam 9 aku sampai kelas. Ternyata kelas sudah dimulai. Dan sepertinya sensei menyuruh mengerjakannya disana. A

Curhatan Si Kanji

Banyak dari mereka yang menganggap bahwa akulah yang paling sulit untuk ditaklukan di bumi ini. Padahal di luar sana masih ada si Kiril, si Mandarin, dan si si lainnya. Aku juga bisa kok ramah, meski diantara bentuk-bentuk ku yang segini rumit bin bikin ngejelumitin otak. Semrawutin fikiran orang-orang yang melihat ku. Aku percaya, yang lagi galau makin nambah kacau galaunya, yang lagi sedih bisa-bisa garukin tembok dia saat melihat ku. Tapi. Aku hanya bisa ramah kepada mereka saja yang memang serius mendekat dan yang rajin mengulang-ngulangku. Aku mendengar curhatan si Kiril begini katanya, ‘Kenapa orang-orang mudah nyerah begitu ya ketika mereka baru saja melihat bentuk-bentuk ku yang pada kebalik gini ya? Padahal aku gak sesulit yang mereka kira kok!’   Memang miris ketika mendengarkan curhatan tu anak. Gimana enggak coba, baru liat aja mereka sudah pada nyerah. Apa mereka gak mikir kalo kita juga sebenernya gak berharap jadi kayak gini. Tapi inikan udah takdir kami