Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2012

Seikat cinta untuk Rohingya

Pagi itu aku terbangun oleh ringkihan batuk bapak. Jam menunjuk di angka 02.45. Segera aku kekamarnya dgn segelas air hangat. Alhamdulilah, ia tersenyum manis seraya mengucapkan terimakasih. Rasanya sayang unk kembali tidur. Hmm. Aku putuskan unk qiyamul lail. Doa doa yang kupanjatkan, masih sama seperti doaku yg sebelumnya, sebelumnya, & sebelumnya ^_^ "ingin kuliah". Semenjak bapak tidak bekerja setahun lalu, aku perbanyak doa ingin kuliah, sesuatu yang membuat bapak kadang ragu dgn inginku, melihat keadaan serba sulit seperti ini. Meski sibuk dgn sekolahku karna sudah tingkat akhir, aku tidak pernah lupa unk membawa jajanan gorengan milik ibu tetangga. Yang uangnya selama ini alhamdulilah aku tabungkan ke sahabat setiaku si Picky, tabungan keramik berjenis ayam, unk 1 mimpi. Kuliah :). Menatap jam dinding hadiah dari salah satu rokok yg menempel dibilik kamarku, menunjukan pukul 3.20. Wah subuh masih lama, aku menunggunya sambil belajar saja ah. Fikirku. Me

Cinta dalam sekotak kardus

Bismillaah. Pagi ini lagi lagi wanita itu membuatku kesal setengah hidup. Dia mengganggu tidur lelapku hanya unk membangunkanku sholat subuh. Dimana puncaknya kenikmatan unk tidur. Hey ! Aku tidak suka diatur atur ingat itu ! Meski hanya dgn sebuah sapaan lembutmu ! * Dulu aku mengaguminya. Dia terlahir begitu sempurna dibanding aku. Dia putih, tinggi semampai, cantik, juga pintar. Dalam segi fisik aku kalah darinya. Tapi kekaguman itu berubah semenjak aku masuk SMA. Ibu yg terlalu mencintainya menurutku, dan telah memberi ruang kecil dihatiku unk sebuah kata. Iri ! Dan ruang itu semakin besar ketika ibu telah tiada. Ya, dia kakak ku. Kini dia terlihat semakin menjadi wanita dewasa yg hampir sempurna. Pintar, cantik, & shalihah. Di kampusnya dia adlh aktivis dakwah. Berbagai prestasi banyak dia dapatkan. Seharusnya aku bangga punya kaka sepertinya Ah! Tapi aku tetap membencinya ! Benci benci dan benci ! Aku tak tau kenapa aku bisa sebenci ini padanya. Padahal tak ad

Seindah Jilbab Kiran

Sore itu kala bertemu dengan Reeka di cafe tempat biasa kami nongkrong, ia sungguh terheran melihatku, melihat penampilan baruku. Aku yang tak pernah terfikirkan unk berbusana tertutup dgn jilbab ini telah membuatnya pergi dariku. "Kau bukan Kiran yg ku kenal" ucapnya tadi. Meski terasa sakit ditinggalkan sahabat, tapi setidaknya aku dapatkan 1 hal dengan penampilan baruku. Ketentraman dalam hati ^_^ . "Teteh lebih cantik memakai jilbab ^_^". Slalu teringat 1 ucap ini dari Lena. Yang lewat dirinyalah Ia menunjukan hidayahNya. * Kala itu ulang tahunku yang ke 17. Saat yang paling kunanti adalah moment membuka kado :). Hanya ada satu kado teraneh yang kudapatkan. Sebuah jilbab putih. Ku cari cari dari siapa kado itu. Tertulis disana, "semoga ini jadi kado terindah diusia baru teteh ^_^ Lena." Lena ? Siapa dia ? Gumamku. Emang aku punya teman yg bernama Lena ? Jilbab ? Hellow . . ? Lho ga salah girl ngadoin barang 20rebuan gini ke gue ? Kesal